Kamis, 30 Mei 2013

Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
“Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium”






Oleh :
Nama  : Ika Wahyuni
NIM    :120210153041
Program Studi : Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

1.      IDENTITAS PRAKTIKAN    
1.1  Nama                               : Ika Wahyuni
1.2  NIM                                 : 120210153041
1.3  Program Studi                : Pendidikan Biologi
1.4  Kelas/Kelompok             : X, SHIFT F/VI
1.5  Anggota Kelompok        : Cici Fitri Lestari        (120210101043)
  Maulfi Alda Nur F.   (120210101051)
  Ika Wahyuni             (120210153041)
  Rohmail Isnaini         (120210101078)

2.      PERCOBAAN                           
2.1  Judul Percobaan             : Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium
2.2  Tanggal Percobaan        : 20 November 2012
2.3  Nama Asisten                 : Falestina

3.      TUJUAN PERCOBAAN
1)      Memperkenalkan beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan penggunaannya.
2)      Memperkenalkan teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk keselamatan laboratorium.

4.      DASAR TEORI
Teknik labarotorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluk laboratorium. Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan mengenai beberapa pengetahuan pokok dan teknik-teknik  laboratorium ini untuk mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dalam laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Tim Kimia Dasar, 2012: 1).
Peralatan dalam laboratorium antara lain:
1.      Gelas Kimia (beaker)
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsinya :
a.       untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang  tinggi
b.      menampung zat kimia
c.       memanaskan cairan
d.      media pemanasan cairan
2.      Pipet
Merupakan alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya :
a.       Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b.      Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
c.       Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
3.      Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsinya untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
4.      Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi :
a.       sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
b.      untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
5.      Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :
a.       sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
b.      tempat saat menimbang bahan kimia
c.       tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator (berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline).
6.      Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi :        
a.       untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
b.      dipakai untuk mengaduk larutan
7.      Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.

Beberapa teknik dasar dalam laboratorium :
1.         Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
a.       Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
*      Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain
*      Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
*      Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
*      Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.
b.      Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
            2.    Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
            3.    Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :
*      Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.
*      Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata.
*      Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran.
*      Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
             4.      Cara menggunakan neraca analitis
*      Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
*      Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
*      Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
*      Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
*      Cara menghirup bau zat
Yang perlu diingat jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung (Ruhiyat, 2010 [online]).

5.      ALAT DAN BAHAN               
5.1  Alat                                  :
·         pengaduk
·         tabung reaksi
·         termometer atau pipa gelas
·         buret
·         kertas saring
·         pipet
·         neraca
·         gelas kimia, botol timbang, kaca arloji
5.2  Bahan                        :
·         asam pekat
·         air
·         kain basah
·         lubang gabus atau karet


6.      PELAKSANAAN PERCOBAAN      
No.
Langkah Percobaan
Pengamatan
1.
Mengencerkan asam pekat :
*      Menuangkan asam pekat ke dalam air sambil diaduk-aduk.

2.
Memanaskan tabung reaksi :
*      Menghadapkan mulut tabung ke tempat yang aman, tidak menghadap ke arah orang lain maupun diri sendiri.

3.
Melakukan percobaan yang menimbulkan gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan :
*      melakukan percobaan di dalam lemari asam atau di luar laboratorium

4.
Memasukkan termometer atau pipa gelas ke dalam lubang gabus atau karet :
*      membasahi termometer atau pipa gelas dengan air
*      memegang pipa gelas dekat pada bagian yang akan dimasukkan menggunakan sepotong kain basah
*      memasukkan alat gelas tersebut dengan gerak ulir

5.
Mengatasi buret yang bocor saat akan digunakan :
*      menuangkan cairan buret ke wadah lain,
*      membuka keran buret,
*      mengelap seluruh bagian keran dengan kertas saring
*      melumuri bagian yang diarsir
*      memasang lagi keran
*      memutar-mutar kekeran agar vaselin merata

6.
Memindahkan cairan dalam wadah dengan  pipet :
*      menggunakan pipet yag seukuran
*      menyelupkan ujung pipet ke dalam cairan dan memastikan ujung pipet benar-benar tercelup,
*      menghisap cairan sampai sedikit melewati batas
*      mengeringkan bagian luar ujung pipet yang terkena cairan dengan kertas saring
*      mengatur pipet agar tegak atau vertikal dan cairan tepat pada batas

7.
Menimbang :
*      meletakkan zat di atas kaca arloji, gelas kimia, botol timbang, kertas saring atau wadah yang sesuai dengan zat yang akan ditimbang
*      meletakkan bahan yang akan ditimbang tersebut di atas neraca


                 Mengetahui,                                      
                     Asisten                                                                    Praktikan


                     Falestina                                                               Ika Wahyuni




7.      PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pada praktikum ini dikenalkan beberapa alat-alat dalam laboratorium sebagai pengenalan awal agar mahasiswa mengetahui dan mengerti mengenai beberapa alat dalam laboratorium kimia yang akan digunakan untuk praktikum-praktikum selanjutnya. Alat-alat tersebut antara lain :
1.      Kalorimeter
Kalorimeter fungsinya untuk menjaga agar suhu agar suhu larutan akan memiliki suhu yang tidak berubah walaupun didiamkan dalam jangka waktu yang lama. Kalorimeter terbuat dari paralon yang memiliki 2 lapisan. Diantara lapisan tersebut terdapat styerofom. Bagian atas diberikan paralon sebagai alas meletakkan percobaan.
2.     Alat Sentrifugal
Alat sentrifugal fungsinya untuk memisahkan dua zat yang memiliki massa yang berbeda dengan menggunakan gaya sentrifugal. Terbuat dari besi dan plastik. Terdapat roda pemutar yang berfungsi untuk memutar alat tersebut. Bentuknya seperti kincir angin pada saat diputar. Cara kerjanya adalah memasukan zat yang akan dipisah kedalam sentrifugal, lalu memutar sentrifugal.

3.      Kaki Tiga
Kaki tiga merupakan suatu alat yang terdiri atas satu ring yang berdiameter 80 mm dengan tiga kaki yang panjangnya 8 cm, dan diameter luarnya 80 mm. Kaki tiga fungsinya sebagai penyangga pembakar spiritus atau bunsen pada saat proses pembakaran.
4.      Kawat Kasa
Kawat kasa fungsinya untuk menahan sebagai alas wadah seperti beaker atau labu pada waktu pemanasan, atau ketika pembakar Bunsen dinyalakan di bawah kawat kasa. Selain itu jugaberfungsi di dalam penyebaran api dan panas secara merata. Dengan kata lain fungsinya sebagai alat pada pemanasan alat-alat gelas. Alat ini terbuat dari bahan kasa asbes, dibentuk bulat pada landasannya terbuat dari kawat. 
5.      Tabung Reaksi
Tabung reaksi fungsinya sebagai tempat untuk mereaksikan zat - zat kimia di dalam laboratorium. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala.
Tabung reaksi berbentuk silinder memanjang secara vertikal dan terbuat dari kaca bening dengan tujuan agar zat atau larutan kimia yang sedang direaksikan dapat terlihat jelas. Selain itu, biasanya tabung reaksi ini juga dibuat tahan api agar reaksi - reaksi yang menggunakan api dapat dilakukan tanpa harus memindahkan zat kimia yang telah terisi di dalam tabung. 

6.      Penjepit
Penjepit kayu fungsinya untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada saat kondisi panas. Pada bagian rahangnya berbentuk persegi. Pegas dipoles dengan nikel dengan yang diameternya 10 – 25 cm.
7.      Pipet
Pipet ada tiga jenis yaitu pipet tetes, pipet ukur, pipet volume yang masing-masing memiliki fungsi yang hampir sama namun sedikit berbeda.
a.       Pipet tetes
Untuk mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit. Bentuknya memanjang dan diatasnya terdapat ball pipet. Terbuat  dari kaca dan ball pipet dari karet. Cara menggunakannya dengan menekan ball pipet, kemudian memasukkan ujung pipet dalam larutan, dan melepaskan tekanan pada ball pipet.



b.      Pipet ukur
Pipet ukur fungsinya untuk mengambil larutan dengan skala yang lebih teliti karena pada permukaan tabung kaca pipet terdapat skala yang dapat menunjukkan ukuran cairan yang akan diambil.. Terbuat dari kaca dan karet. Bentuknya memanjang dan bagian atas terdapat ball pipet. Cara menggunakan adalah menekan ball pipit, memasukkan ujung pipet pada larutan dan melepaskan tekanan pada ball pipet.

c.       Pipet volume
Pipet volume fungsinya untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain dengan volume tertentu sesuai kapasitas pipet. Biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses titrasi. Bentuknya ramping kedua ujungnya dan menggelembung pada penunjuk volume. Terbuat dari kaca. Cara mengunakannya yaitu menyelupkan ujung pipet kedalam cairan,  kemudian menyedot sampai sedikit melewati batas, dan memindahkan cairan ke wadah lain.

8.      Mortar dan Alu
Kedua alat ini fungsinya saling berhubungan yaitu untuk menghaluskan zat, namun yang paling berperan adalah alu. Mortar hanya berfungsi sebagai wadah sementara alu sebagai penumbuk. Terbuat dari keramik, bentuknya cekung seperti mangkok. Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan zat yang akan dihaluskan kedalam mortar, kemudian menumbuk dengan alu sampai halus.

9.      Plat Tetes
Plat tetes fungsinya sebagai tempat melakukan uji, misalnya menguji pH larutan. Terbuat dari keramik. Bentuknya persegi panjang dan biasanya terdapat 12 cekungan yang berfungsi untuk menampung larutan. Cara menggunakannya yaitu meneteskan larutan yang diuji ke dalam plat tetes menggunakan pipet tetes.


10.  Botol Semprot
Botol semprot fungsinya untuk membersihkan alat laboratorium yang mempunyai lubang yang kecil. Terbuat dari plasti. Di ujung botol terdapat pipa kecil. Cara menggunakannya dengan memencet tengah botol.

11.  Neraca atau Timbangan Berat
Neraca ini fungsinya untuk menimbang berat zat yang akan digunakan praktikum. Cara menggunakannya dengan meletakkan zat diatas neraca dan melihat berat pada skala neraca.


12.  Statif
Satif fungsinya sebagai penyangga dan juga untuk menggantungkan termometer. Statif terbuat dari bahan semacam logam besi. Caramenggunakan nya yaitu meletakkan statif pada bidang datar dan menggantungkan termometer pada statif.

13.  Cawan Porselen
Cawan porselen fungsinya ntuk mengkristalkan garam. Cawan ini terbuat dari keramik/kaca. Bentuknya kecil dan cekung. Cara menggunakannya adalah  meletakkan cairan yang akan dikristalkan lalu memanaskan dengan Bunsen.

14.  Pengaduk atau Spatula
Pengaduk atau batang pengaduk merupakan suatu pengaduk yang terbuat dari Fiber glass atau bahan dasar gelas yang tahan terhadap panas dan memiliki panjang sekitar 15 cm dan berdiameter antara 3-5 mm. Pengaduk fungsinya untuk mengaduk larutan kimia di dalam alat gelas sehingga larutan tersebut menjadi homogen.

15.  Corong
Corong fungsinya untuk mengalirkan zat dari satu tempat ke tempat lain dalam proses filtrasi. Corong biasanya terbuat dari kaca, tapi ada juga yang terbuat dari porselen. Dalam proses filtrasi, kertas saring dimasukkan ke dalam corong untuk menyaring endapan.

16.  Bunsen atau Pembakar Spiritus
Pembakar spiritus atau bunsen merupakan suatu pembakar yang berkapasitas 110 ml dan bahan bakarnya berupa spiritus. Bahan atau alat ini terbuat dari kaca. Pada bagian atas bunsen memiliki tutup untuk mencegah terjadiya penguapan, selain itu juga untuk mematikan mati. Pembakar bunsen berfungsi untuk membakar zat atau memanasi larutan. Selain itu juga digunakan untuk sentrilisasi jarum ose, atau yang lain.

8.      KESIMPULAN :
Sebelum melakukan praktikum rutin dalam sebuah laboratorium perlu adanya pembekalan berupa pengenalan alat-alat laboratorium dan cara penggunaannya serta teknik-teknik keselamatan dalam laboratorium. Hal tersebut meliputi :
1.      Memperkenalkan nama-nama alat yang digunakan.
2.      Memperkenalkan fungsi alat-alat dalam percobaan.
3.      Memahami beberapa teknik –teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja.
4.      Berhati-hati dalam melaksanakan percoban karena berhubungan dengan zat kimia yang kebanyakan sangat reaktif.


REFERENSI

Ruhiyat, Ayi. 2010. Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia. http://astor09.blogspot.com/2011/08/pengenalan-alat-dan-bahan-di_25.html
Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan Pendidikan MIPA. Jember : Jember University Press.

 


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter